Kamis, 08 November 2012

RI obsesi jadi produsen kakao terbesar dunia



Sindonews.com- Kakao merupakan salah satu komoditas perkebunan utama yang memiliki peran strategis dalam perekonomian Indonesia. Sebagai negara produsen kakao terbesar ketiga di dunia setelah Pantai Gading dan Ghana, Indonesia mempunyai peluang besar dalam mengisi pasar dunia dan pasar domestik 230 juta penduduk Indonesia.

Demikian disampaikan Kementerian Pertanian dalam acara "Pencanangan Hari Kakao Indonesia" kemarin (16/10/2012). "Indonesia masih nomor tiga setelah Pantai Gading dan Ghana, perlu upaya untuk mewujudkan Indonesia menjadi produsen kakao terbesar dunia," kata Menteri Pertanian Suswono di Hotel Borobudur, Jakarta, kemarin malam (12/10/2012).

Mentan optimis Indonesia bisa menjadi produsen kakao terbesar dunia. "Potensi itu memungkinkan karena harga kakao cukup menarik, didukung bibit unggul dan peneliti juga baik," sambungnya.

Namun, upaya mewujudkan kejayaan kakao Indonesia tersebut terkendala oleh kondisi mutu dan produktivitas yang rendah karena umur tanaman kakao yang sudah sangat tua (lebih dari 35 tahun), serangan hama penyakit terutama penggerek buah kakao (PBK) dan vascular streak dieback (VSD), selain itu sebagian besar biji kakao belum difermentasi.

Untuk mengatasi kendala-kendala tersebut, Suswono mengaku telah membuat program "GERNAS KAKAO" untuk meningkatkan mutu dan produksi kakao yang telah dilaksanakan sejak tahun 2009.

"Kita lakukan program peningkatan produksi, gerakan ini ditargetkan akan menghasilkan 1 juta ton kakao per hektar," jelasnya.

Kakao saat ini tercatat sebagai penyumbang devisa negara ketiga terbesar di sektor perkebunan yang memberikan lapangan pekerjaan bagi 1,6 juta petani di seluruh Indonesia.

Sumber: http://ekbis.sindonews.com/read/2012/10/13/34/679422/ri-obsesi-jadi-produsen-kakao-terbesar-dunia
Diunduh: Sabtu, 13 Oktober 2012  − 12:00 WIB
Analisis:
Menurut saya, keunggulan dalam bidang perkebunan khususnya kakao harus dipertahankan dan dikembangkan. mengingat kakao memiliki bibit  unggul dan harga yang menarik maka kakao bisa menyumbang devisa bagi negara.   seperti pendapat yang telah disampaikan oleh Bapak Suswono " Kita lakukan program peningkatan produksi, gerakan ini ditargetkan akan menghasilkan 1 juta ton kakao per hektar,"  Dengan menjadi produsen kakako terbesar di dunia akan meningkatkan tingkat perekonomian suatu Negara. Bukan hanya itu, hal tersebut juga akan meningkatkan pendapatan perkapita para petani kakao.


0 komentar:

Posting Komentar