BNI Syariah Segera
Lirik Mikro
Republika – Sel, 2 Agu 2011
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – PT Bank Negara Indonesia (BNI)
Syariah bakal semakin ekspansif memperluas bisnis. Akhir 2011 nanti, anak usaha
BNI ini akan terjun ke sektor pembiayaan mikro, yang selama ini belum digarap
oleh bank tersebut.
Menurut Direktur Bisnis BNI Syariah, Bambang Widjanarko, potensi pasar mikro
yang besar dan resiko yang lebih terkendali menjadi alasan mengapa BNI Syariah
tertarik. "Kita juga ingin spread risk, sehingga tidak hanya di bisnis
besar saja tapi juga semua lini," katanya saat dihubungi Republika, Selasa
(2/8).
Lagipula, ia menilai, sudah prinsip bank syariah untuk masuk ke sektor
masyarakat bawah. Ini sesuai dengan visi keuangan Islam yang bertujuan
mensejahterakan masyarakat. "Sistem kini sedang kami persiapkan,"
ungkapnya.
Bukan hanya sumber daya manusia (SDM), BNI Syariah juga tengah menggodok
teknologi dan outlet khusus untuk mikro. Bambang mengaku kemungkinan besar unit
mikro akan memiliki layanan tersendiri. Layanan ini tidak akan bergabung dengan
kantor cabang BNI Syariah.
Ia menegaskan margin yang akan diberikan dijamin bakal cukup kompetitif.
Pasalnya pembiayaan ini merupakan pembiayaan modal usaha yang ditujukan untuk
masyarakat kecil. "Overhead bisa di cover juga dari segi perbankan,"
ujarnya.
Sehingga diharapkan bisnis ini tak hanya menguntungkan pasar mikro tapi juga
perbankan. Akad murabahah bakal menjadi tata cara perjanjian pembiayaan.
Murabahah merupakan perjanjian jual beli antara bank dengan nasabah.
BNI Syariah menilai aplikasi akad yang sederhana bisa mempermudah nasabah
memperoleh pembiaayan mikro. Tetapi, tak menutup kemungkinan dalam
perkembangannya, modifikasi dan penambahan akad akan dilakukan untuk inovasi
produk. "Market kita mungkin akan lebih ke para pedagang," jelas
Bambang.
Selain itu, BNI Syariah juga membidik industri rumah tangga dan produktif
lainnya. Walau demikian, Bambang masih enggan menetukan target. Ia berujar
masih terlalu dini untuk dibicarakan. Selama ini BNI Syariah memiliki beberapa
produk pembiayaan lain, seperti pembiayaan perumahan, dana talangan haji, dan
gadai emas (rahn).
Di semester pertama 2011, BNI Syariah mencatat total aset meningkat sebesar
24,7 persen atau menjadi Rp 6,621 triliun, dari periode yang sama tahun
sebelumnya (year on year atau yoy) Rp 5,306 triliun. Pembiayaan meningkat
signifikan sebesar 43,3persen atau menjadi Rp 4,49 triliun, dari periode
sebelumnya Rp 3,13 triliun.
Dana pihak ketiga (DPK) yang didominasi dana murah, tabungan dan giro,
tumbuh sebesar 25 persen atau menjadi Rp 5,31 triliun, dari periode sebelumnya
Rp 4,25 triliun. BNI Syariah mencetak laba bersih senilai Rp 52 Miliar atau
meningkat sebesar 198 persen dibandingkan laba Juni 2010, yang masih rugi Rp 53
miliar
Diunduh : Sabtu, 20 Oktober 2012 11:56 wib
Analisis :
Menurut saya, usaha kecil dan menengah memang memerlukan
perhatian khusus. Pasalnya, mayoritas bahkan sangat mendominasi usaha masyarakat Indonesia yang masuk kedalam golongan Usaha Kecil dan
Menengah. Apabila UKM diberikan perhatian dan pengarahan khusus tentu saja
hal ini akan sangat memperbaiki kondisi perekonomian Indonesia. Penambahan
modal kedalam usaha-usaha jenis ini akan membantu perkembangan serta kemajuan
usahanya. Sehingga dengan diadakannya lembaga yang melayani pembiayaan bagi
usaha mikro diharapkan bisa memberi hasil positif terhadap kesejahteraan masyarakat.
0 komentar:
Posting Komentar