Subsidi
Energi Harus Ditekan
Penulis : Evy Rachmawati | Jumat, 19
Oktober 2012 | 22:52 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah mempersiapkan beberapa opsi untuk menekan
subsidi energi tahun depan. Salah satunya, meningkatkan efisiensi pemakaian
bahan bakar minyak dan pengoperasian pembangkit listrik.
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya
Mineral Rudi Rubiandini menyatakan hal itu dalam diskusi panel ahli Ikatan
Sarjana Nahdlatul Ulama, Jumat (19/10/2012), di Jakarta.
Rudi menyatakan, pemerintah akan
berupaya menekan subsidi energi melalui kenaikan tarif tenaga listrik (TTL).
" Kenaikan tarif listrik sudah disetujui, hanya tinggal melaksanakannya
dengan baik, bagaimana mengaturnya supaya masyarakat bisa menerima," katanya.
Sementara untuk menekan besaran
subsidi BBM, menurut Rudi, pemerintah membuka beberapa opsi. Pertama, dari yang
sangat ringan, yaitu melakukan efisiensi melalui sosialisasi. Kedua, efisiensi
subsidi energi melalui konversi dari bahan bakar minyak ke bahan bakar gas.
"Itu juga sekarang kami lakukan," ujarnya.
"Kami mencoba meyakinkan pihak
DPR, apakah benar apabila tahun depan kami coba mengurangi subsidi untuk BBM,
akan diizinkan," kata Rudi.
Jika DPR memberi sinyal hijau,
pemerintah akan membahasnya dengan DPR. Pembahasan itu untuk membicarakan opsi
apa yang membuat rakyat makin menerima, tetapi negara tidak dibebankan begitu
besar. "Saat ini kami masih membereskan pembahasan RAPBN 2013, baru
penambahan kuota BBM 2012 dan baru membereskan kenaikan tarif listrik,"
ungkapnya.
Pemerintah dalam waktu dekat akan
berkomunikasi dengan DPR untuk membicarakan mengenai beberapa opsi penurunan
subsidi energi. "Kami sejak lama telah memiliki perhitungan mengenai opsi
kenaikan harga BBM ini, tetapi tentu itu harus dibahas dulu dengan pemerintah
secara menyeluruh dan dikomunikasikan dengan DPR," tuturnya.
Editor :
Nasru Alam Aziz
Diunduh : Sabtu 20 Oktober 2012 12:29 wib
Analisis :
Menurut saya, dampak dari persoalan
subsidi dan kenaikan harga BBM akan sangat luas pengaruhnya di berbagai macam
bidang. Oleh karenanya peramasalahan ini menimbulkan banyak pro dan kontra dari
masyarakat luas. BBM merupakan kebutuhan pokok bagi masyarakat untuk melakukan
kegiatan usahanya sehari-hari. Apabila harga BBM naik tentu saja akan mempengaruhi pula kenaikan harga
kebutuhan-kebutuhan pokok lainnya. Hal ini akan semakin dirasarakan serta
menambah beban masyarakat apabila tidak dabarengi dengan kenaikan pendapatan
perkapita nya. Tujuan positifnya ialah untuk membantu atau memberikan subsidi
kepada pihak yang membutuhkan dan layak menerima nya. Namun pada kenyataan nya
sampai sekarang program penyaluran subsidi tersebut belum berjalan secara
efisien. Pasalnya masih banyak sekali subsidi yang ditujukan untuk kalangan
bawah justru dirasakan pula oleh kalangan atas yag seharusnya tidak menerima.
Hal ini tentu saja menimbulkan kecemburuan social dikalangan masyarakat
sendiri.
0 komentar:
Posting Komentar