Olah Sampah Jadi
kerajinan Tangan
Bagi sebagian besar
orang, sampah berarti barang tak terpakai yang sudah tidak memiliki nilai
ekonomis lagi. Namun tidak demikian dengan Erni Suhaina, pendiri Lembaga Kursus
dan Pelatihan (LKP) Bu Nandang di Cilacap, jawa Tengah.
Sejak 2005, ia
memberdayakan warga untuk mengolah sampah menjadi produk kerajinan. Hal itu
dilakukannya melalui serangkaian program pelatihan kepada warga di tiga
kecamatan, yakni Cilacap Utara, dan Cilacap Selatan
Metode pelatihan yang
diterapkan Erni adalah dengan membangun midset entrepreneur melalui pemanfaatan sampah menjadi barang yang indah
dan mendatangkan rupiah. Slogan kami mengubah sampah menjadi berkah, indah dan
rupiah, “ujar Erni Suhaina.
Dalam pendidikan
kewirausahaan ini, pelatihan berbentuk pelatihan umum dan regular. Untuk
regular,pserta diarahkan menjadi wirausaha. Kini sudah ada enam kelompok bina
usaha (KBU)yang terbentuk. Keenam KBU itu memproduksi berbagai produk kerajinan
dari sampah yang sebagian besar anggotanya adalah ibu rumah tangga dan para
pemuda pengangguran.
Bahan baku produk
kerajinan yang digunakan berasal dari produk limbah dan non ilmiah. Khusus
produk limbah bahan bakunya dari limbah plastik,limbah kertas,limbah
kaca,hingga limbah elektronik.”kami merangkainya menjadi berbagai produk,
seperti hantaran pernikahan, suvernir, keranjang, dan kotak tisu, “jelas ibu
dua anak ini.
Sementara produk
non-ilmiah menggunakan bahan baku yang sifatnya baru atau bukan dari sampah
limbah. Namun, pemakaian bahan baku non-limbah itu presentasenya kecil. Harga
jual produk berbahan bekas sampah itu bervariasi mulai Rp 1500,- Rp 100.000,-
dan dipasarkan lewat dua unit took kewirausahaan yang dimiliki LKP Bu.Nandang.
Setiap warga yang
terlihat didalam KBU tersebut rata-rata bisa mengantongi pendapatan rutin
sekitar Rp 250.000 hingga Rp 2.000.000 per bulan. Sedangkan omzet penjualan
yang diperoleh LKP Bu.Nandang berkisar antara Rp 100 juta hingga Rp 200 juta
per bulan. Pendidikan tidak hanya di cilacap saja tetapi menyebar ke beberapa
daerah, seperti Jakarta (Kontan.co.id/wik)
Sumber
: rubrik inspirasi Koran warta kota, minggu 7 Oktober 2012, halaman 9
Analisis :
Menurut saya, tulisan diatas
termasuk tulisan ilmiah populer karena tulisan tersebut ditujukan bagi masyarakat
umum. Oleh karena iu kata – kata yang digunakan sederhana, mudah diidentifikasi
dan dipahami. Hipotesis juga tidak diperlukan dalam penulisannya. Selain itu,
isi nya bersifat informatif dan persuasive atau ajakan, seperti isi dari
tulisan diatas memberi informasi sekaligus mengajak masyarakat umum untuk
mengolah sampah menjadi kerajinan. Topik yang digunakan menarik sehingga dapat
mempengaruhi masyarakat untuk membacanya.
0 komentar:
Posting Komentar