Soal Migas, Ketergantungan RI ke Asing Masih Tinggi
Pebrianto
Eko Wicaksono - Okezone
Rabu,
10 Oktober 2012 14:14 wib
Ilustrasi.
(Foto: Corbis)
JAKARTA - Indonesia dinilai rentan dalam penataan minyak dan gasnya
(migas). Hal tersebut terlihat dari ketergantungan Migas dengan negara asing.
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Migas Faisal Yusra mengatakan, 1,4 juta
barel kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) per hari, dan dari lifting minyak
mentah hanya sebagian yang menjadi milik pemerintah.
Yusra mengungkapkan, hal ini memprihatinkan karena ketahanan energi Indonesia
bisa digoyahkan oleh pihak asing, dan hal ini bisa berpengaruh pada ketahanan
negara.
“Kalau terjadi peperangan Indonesia dengan negara lain cukup dengan telepon,
Indonesia bisa kolaps dengan diboikotnya fuel, waktu merebut Irian Barat saja
banyak kendaraan TNI yang menumpuk mogok di Makassar karena distop pasokannya
dari Total," kata Yusra dalam diskusi publik dan penyampaian Petisi Blok
Mahakam untuk Rakyat, di Gedung MPR, Jakarta, Rabu (10/10/2012).
Menurut Yusra, ketergantungan ini harus diakhiri dan saatnya Indonesia mandiri
dengan mengelolah ketahanan energinya sendiri. "Ini riil, bahwa merebut
kedaulatan migas sama seperti merebut ketahanan nasional," tegas Yusra. (wdi)
Analisis :
Seperti pendapat yang telah
dikemukakan oleh Yusra bahwa "merebut
kedaulatan migas sama seperti merebut ketahanan nasional," itu memang sangatlah
jelas. Indonesia merupakan Negara yang kaya akan hasil alam nya namun sampai
sekarang ini Indonesia masih sangat banyak tergantung pada Negara lain. Sebagai
contoh, Indonesia masih harus mengimpor minyak dari Negara lain untuk memenuhi
kebutuhan rumah tangga nya Negara nya sendiri. Padahal Indonesia sendiri
merupakan Negara penghasil minyak bumi. Namun
karena sumber daya manusia nya kurang ahli dalam pengolahannya
mengakibatkan Indonesia harus mengekspor minyak mentah ke Negara lain yang
kemudian di proses sebelum siap pakai. Setelah minyak mentah selesai diproses
Indonesia kembali mengimpor minyak tersebut yang tentunya dengan harga lebih
mahal. Hal ini akan sangat dirasakan oleh masyarakat terlebih bagi mereka yang
berpendapatan rendah. Mengingat minyak merupakan salah satu kebutuhan pokok,
sudah seharusnya Indonesia bisa mandiri memenuhi kebutuhan Negara nya dari
hasil alamnya sendiri.
0 komentar:
Posting Komentar