Kamis, 25 Oktober 2012



Soal Migas, Ketergantungan RI ke Asing Masih Tinggi
Pebrianto Eko Wicaksono - Okezone
Rabu, 10 Oktober 2012 14:14 wib





Ilustrasi. (Foto: Corbis)
JAKARTA - Indonesia dinilai rentan dalam penataan minyak dan gasnya (migas). Hal tersebut terlihat dari ketergantungan Migas dengan negara asing.

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Migas Faisal Yusra mengatakan, 1,4 juta barel kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) per hari, dan dari lifting minyak mentah hanya sebagian yang menjadi milik pemerintah.

Yusra mengungkapkan, hal ini memprihatinkan karena ketahanan energi Indonesia bisa digoyahkan oleh pihak asing, dan hal ini bisa berpengaruh pada ketahanan negara.

“Kalau terjadi peperangan Indonesia dengan negara lain cukup dengan telepon, Indonesia bisa kolaps dengan diboikotnya fuel, waktu merebut Irian Barat saja banyak kendaraan TNI yang menumpuk mogok di Makassar karena distop pasokannya dari Total," kata Yusra dalam diskusi publik dan penyampaian Petisi Blok Mahakam untuk Rakyat, di Gedung MPR, Jakarta, Rabu (10/10/2012).

Menurut Yusra, ketergantungan ini harus diakhiri dan saatnya Indonesia mandiri dengan mengelolah ketahanan energinya sendiri. "Ini riil, bahwa merebut kedaulatan migas sama seperti merebut ketahanan nasional," tegas Yusra. (wdi)



Analisis :
Seperti pendapat yang telah dikemukakan oleh Yusra bahwa  "merebut kedaulatan migas sama seperti merebut ketahanan nasional," itu memang sangatlah jelas. Indonesia merupakan Negara yang kaya akan hasil alam nya namun sampai sekarang ini Indonesia masih sangat banyak tergantung pada Negara lain. Sebagai contoh, Indonesia masih harus mengimpor minyak dari Negara lain untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga nya Negara nya sendiri. Padahal Indonesia sendiri merupakan Negara penghasil minyak bumi. Namun  karena sumber daya manusia nya kurang ahli dalam pengolahannya mengakibatkan Indonesia harus mengekspor minyak mentah ke Negara lain yang kemudian di proses sebelum siap pakai. Setelah minyak mentah selesai diproses Indonesia kembali mengimpor minyak tersebut yang tentunya dengan harga lebih mahal. Hal ini akan sangat dirasakan oleh masyarakat terlebih bagi mereka yang berpendapatan rendah. Mengingat minyak merupakan salah satu kebutuhan pokok, sudah seharusnya Indonesia bisa mandiri memenuhi kebutuhan Negara nya dari hasil alamnya sendiri.
 

0 komentar:

Posting Komentar