Kebijakan Hemat Energi Pemerintah Dinilai Asal-asalan
Pebrianto Eko Wicaksono - Okezone
Jum'at, 19 Oktober 2012 17:12 wib
JAKARTA -
Pemerintah dinilai telah mengeluarkan kebujakan yang asal-asalan dalam
melakukan penghematan energi. Dengan mengeluarkan peraturan yang melarang mobil
dinas, perkebunan dan pertamnbangan mengunakan Bahan Bakar Minyak (BBM).
Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Ali Masykur
Musa mengatakan, kebijakan pemerintah yang tertuang dalam Peraturan Menteri No
12 tahun 2012 melarang mobil dinas, perkebunan dan pertamnbangan mengunakan BBM
dengan ditandai penempelan stiker tidak efektif.
"Jadi sekarang hanya stiker itu kebijakan yang asala-asalan, kebijakan
yang tambal sulam dan tidak konverhesip, itu tidak signifikan," kata Ali,
saat menghadiri Panel Diskusi Mengurai Solusi Bidang Energi, Kantor pusat
Nahdatul Ulama (NU), Jakarta, Jumat (19/10/2012).
Menurut Ali, untuk mengendalikan penggunaan BBM bersubsidi Pemerintah
seharusnya mengeluarkan kebijakan seperti kartu kendali, dan kartu tersebut
akan diperuntukan bagi masyarakat yang pendapatannya rendah. Sehingga
masyarakat yang tergolong mampu tidak bisa menikmati subsidi yang diberikan
Pemerintah.
"Kepada orang miskin menggunakan kartu kendali, orang penghasilan rendah,
yang bisa membeli pakai kartu, beli harga subsidi," jelas Ali.
Selain itu, Ali menambahkan ada cara teknis dengan membuat Stasiun Pengisian
Bahan Bakar Umum (SPBU) dua kategori yaitu SPBU BBM bersubsidi dan SPBU dengan
BBM nonsubsidi. "Ada dua SPBU, harga pasar atau dengan harga subsidi, jadi
bisa membedakan," ungkap Ali. (wdi)
Diunduh : Sabtu, 20 Oktober 2012 -
12:39:28
ANALISIS:
Menurut saya, kebijakan pemerintah melakukan penghematan bbm
dengan cara menempelkan sticker di mobil dinas sangatlah tidak efektif karena
sticker mudah dicopot sewaktu-waktu.
Cara menghemat energi yang efektif saya setuju dengan pendapat Ali yang
berpendapat bahwa “untuk mengendalikan
penggunaan BBM bersubsidi Pemerintah seharusnya mengeluarkan kebijakan seperti
kartu kendali, dan kartu tersebut akan diperuntukan bagi masyarakat yang
pendapatannya rendah. Sehingga masyarakat yang tergolong mampu tidak bisa
menikmati subsidi yang diberikan Pemerintah”.
"Kepada orang miskin menggunakan kartu kendali, orang penghasilan rendah,
yang bisa membeli pakai kartu, beli harga subsidi” jelas Ali
0 komentar:
Posting Komentar